Selasa, 10 Februari 2009

Profil


Tidak banyak partai politik, apalagi yang baru berdiri, berani mengajukan ketua umumnya sebagai calon presiden. Salah satunya adalah Partai Karya Perjuangan yang disingkat dengan Pakar Pangan.

Letjen Purn M Yasin yang baru saja dilantik menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Pakar Pangan pada 7 Oktober 2008, menyatakan bersedia dicalonkan menjadi presiden pada Pemilu 2009 jika partainya memperoleh suara signifikan.

Yasin, yang sebelumnya adalah Sekjen Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas), menjadi Ketua Umum Pakar Pangan menggantikan Jackson Kumaat yang kini menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai berlambang beringin merah tersebut.

Awal mula berdirinya Pakar Pangan tidak terlepas dari pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, di mana terdapat jaringan relawan yang membantu Partai Demokrat mengusung calon presiden. Relawan tersebut, kata M Yasin, tidak tergabung dalam partai politik tertentu.

Karena setelah 1,5 tahun sejak Pilpres 2004 tidak ada yang mengkonsolidasikan relawan tersebut, Yasin kemudian menjadikan kelompok relawan tersebut menjadi sebuah organisasi bernama Barisan Indonesia (Barindo).

Organisasi Barindo pertama berdiri di Jawa Tengah, dan selanjutnya terbentuk di 28 provinsi di Indonesia. "Pada saat silaturahmi nasional 20 Mei 2006, teman-teman Barindo sadar bahwa mereka besar sehingga muncul keinginan mendirikan partai," kata Yasin.

Akhirnya pada 7 Juli 2007 (07-07-2007) terbentuk Partai Karya Perjuangan dengan Jackson Kumaat sebagai Ketua Umumnya. Sebagai partai baru, Pakar Pangan mempunyai strategi untuk menjaring suara di luar pendukungnya saat ini.

Jackson Kumaat mengatakan, partainya antara lain akan menggaet suara pemilih pemula, pemuda dan juga mereka yang selama ini tidak menggunakan hak pilihnya atau yang sering disebut golput (golongan putih).

Menurut politisi berusia 30 tahun tersebut, partainya akan menggelar pertemuan secara berkala dengan kalangan aktivis mahasiswa dan para pelajar, sebagai salah satu bentuk pendidikan politik di kalangan generasi muda, yang tidak didapat dalam pendidikan formal.

Ia menilai, minimnya partisipasi politik masyarakat di beberapa pemilihan kepala daerah (pilkada) di Tanah Air, dapat menyebabkan tingkat golput dalam pemilu menjadi tinggi.

Namun demikian, lanjutnya, hal itu tidak dapat dijadikan sebagai alasan bagi partai politik untuk tidak membangun kesadaran politik kepada kelompok golput tersebut.

Jackson yang juga pengusaha itu mengatakan, kelompok golput biasanya enggan mencoblos karena adanya sikap apriori dan keengganan datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

"Kelompok golput yang kami incar adalah mereka yang berumur antara 17 hingga 30 tahun dan kalangan pebisnis," ujarnya.

Jackson optimistis mampu merebut simpati kelompok golput, yang berpotensi terdapat pada pemilih kalangan generasi muda. Sebagai bukti, lolosnya Pakar Pangan dari verifikasi KPU, yakni berhasil membujuk sebagian golput di kota-kota besar, untuk menerima kartu tanda anggota (KTA) Pakar Pangan.

Multimedia

Namun untuk memperkenalkan partai atau menggaet pemilih, Pakar Pangan tidak mau terjebak dalam "perang" iklan. Partai ini lebih memilih menggunakan jalur multimedia karena cara tersebut dianggap lebih efektif. "Belum saatnya kami 'jor-joran' beriklan di media," kata Jackson Kumaat.

Ia mengatakan, setiap kader Pakar Pangan di tingkat kabupaten menjalankan sistem sel, sedangkan di ibukota provinsi dan di Jakarta antara lain berkomunikasi melalui fasilitas multimedia.

Fasilitas multimedia yang dimaksud, yakni menggunakan layanan pesan singkat (SMS) secara berantai dan situs komunitas sosial di internet seperti "email" (surat elektronik), "milis" (komunitas di internet) dan "blog".

Selain itu, pihaknya juga sedang mengembangkan buletin internal partai yang isinya tentang informasi terkini dari kantor DPN Pakar Pangan.

Ia menjelaskan, metode komunikasi seperti itu dianggap lebih efektif, daripada turut terlibat di arena perang iklan di televisi, surat kabar dan radio.

Selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka iklan pencitraan di media massa dinilai belum menjadi jaminan bahwa pemilih pemula dan kalangan golput akan mencoblos partai atau capres tersebut.

Partai ini juga menerapkan sistem otonom dalam berpartai guna menarik simpatisan di daerah-daerah. Arti otonom partai adalah Dewan Pimpinan Provinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota memiliki kewenangan sepenuhnya untuk menentukan pengurus sebagaimana mekanisme yang telah ditetapkan.

Selanjutnya, Dewan Pimpinan Provinsi Pakar Pangan memiliki kewenangan sepenuhnya untuk menentukan caleg DPRD Provinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota memiliki kewenangan sepenuhunya untuk menentukan calon bupati/wakil bupati atau calon walikota/wakil walikota, sebagaimana mekanisme yang telah ditetapkan.

Capres

Mengenai calon presiden yang akan diusung partai tersebut, Jackson Kumaat, mengatakan, ada tiga syarat utama untuk calon presiden (capres) yang diusung partai tersebut pada Pilpres 2009, yakni memiliki kriteria "BBM" atau Bersih, Berani dan Merakyat.

Berbeda dengan partai politik peserta Pemilu 2009 yang kini ramai mengajukan tokoh nasional lama, Pakar Pangan berani mengajukan sebuah nama alternatif yakni M Yasin.

Alasannya, menurut Sekjen Jackson Kumaat, M Yasin yang selama ini menjadi "inisiator" Pakar Pangan, dianggap mampu merekatkan generasi tua dan generasi muda.

Simpatisan dan kader Pakar Pangan di berbagai daerah di Tanah Air juga mengusulkan nama tersebut sebagai capres ke kantor pusat Pakar Pangan. "Ini adalah murni aspirasi dari masyarakat, karena Pakar Pangan di daerah memiliki otonomi khusus yang tidak dapat dipaksakan oleh DPN Pakar Pangan," ujarnya.

Menanggapi aspirasi tersebut, M Yasin menyatakan siap dicalonkan menjadi presiden pada Pemilu 2009 jika partai yang dipimpinnya memperoleh suara yang signifikan atau mendapat dukungan dari partai-partai lain.

"(Permintaan) menjadi capres saya penuhi kalau suara Pakar Pangan signifikan, menjadi partai yang diperhitungkan. Tapi saya yakin Pakar Pangan akan menjadi besar," kata M Yasin usai serah terima jabatan Ketua Umum Pakar Pangan dari Jackson Kumaat.

Namun, kata Yasin, jika suara partai berlambang beringin merah tersebut tidak cukup besar, ia masih bisa maju jika partai-partai lainnya mendukung sehingga tercipta koalisi.

Yasin tidak menyebutkan partai-partai yang mendukungnya, namun Pakar Pangan siap berkoalisi dengan partai lainnya. Namun saat ditanya target partainya pada Pemilu 2009 mendatang, Yasin hanya mengatakan, yang penting lolos ketentuan "Parliamentary Threshold" (ambang batas perolehan kursi di DPR) dan "Electoral Threshold" (ambang batas perolehan suara). (*)

Kepengurusan
Ketua Umum : H. Muhammad Yasin
Sekretaris Jenderal : Jackson A. Kumaat
Bendahara Umum : Dwinita Feby P.
Nomor Urut : 17

Kantor DPP
Alamat : Jl. Buncit Raya 9B Jakarta Selatan
Telp : (021) 98581945, 71116000
Fax : (021) 7993064

0 komentar:

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP